Speaker
Description
Pada masa pandemi covid-19, sektor pertanian merupakan sektor yang terdampak paling kecil. Di saat sektor lain mengalami pertumbuhan negatif, hanya sektor pertanian yang pertumbuhannya positif. Pandemi covid-19 menyadarkan dan menjadi pemicu dilaksanakannya digitalisasi penyuluhan pertanian dan menjadi solusi pada saat layanan penyuluhan konvensionl tidak dapat dilaksanakan. Selain itu pendorong digitalisasi penyuluhan pertanian adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, revolusi industri 4.0, pentingnya koneksivitas dan jumlah penyuluh pertanian yang semakin berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi penyuluhan pertanian pada saat ini dan mengidentifikasi langkah-langkah untuk mewujudkan terlaksanakannya digitalisasi penyuluhan pertanian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kudus dengan menggunakan metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Kondisi penyuluhan pertanian sebelum pandemi covid-19 adalah semakin berkurangnya jumlah penyuluh pertanian, semakin berkurangnya petani muda, masih sedikitnya petani yang mempunyai perangkat teknologi informasi dan komunikasi serta masih kecilnya akses petani pada teknologi digital. Oleh karena itu upaya yang perlu dilakukan menuju digitalisasi penyuluhan pertanian adalah : (1) mengembangkan kompetensi penyuluh pertanian dalam digitalisasi penyuluhan, (2) peningkatan kapasitas petani khususnya pengurus kelompok tani dan gapoktan terhadap teknologi informasi, (3) meningkatkan akses petani terhadap media masa dan teknologi informasi dan komunikasi, (4) membuat mekanisme dan sistem yang memungkinkan proses transformasi digital dari penyuluh pertanian kepada pengurus poktan/ gapoktan dan petani dapat berlangsung dengan baik dan (5) meningkatkan peran organisasi petani.
Keywords
digitalisasi penyuluhan pertanian
Scientific field | Inovasi Prospektif Pertanian Masa Depan |
---|