Speaker
Description
Pemupukkan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Penerapan sistem manajemen pemupukkan yang baik akan mempengaruhi efektifitas dan efisiensi penggunaan pupuk untuk tanaman menghasilkan kelapa sawit. Penelitian dilakukan di Kebun Pabatu PT. Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara pada bulan Februari sampai Mei Tahun 2021. Tujuan penelitian mengetahui manajemen pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit dan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data primer dari kuesioner melalui wawancara dan pengumpulan data sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pemupukan terdiri dari (1)Perencanaan (Planning) kegiatannya terdiri atas (a)membuat Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang merupakan rencana kerja tahunan di kebun; (b)Pengambilan Contoh Daun (KCD); (c)Rekomendasi Pemupukkan; (d)Persiapan Lapangan; (e)Peralatan dan Alat pelindung Diri (APD); (f)Pengangkutan. (2)Organisasi (Organizing) meliputi pembagian kerja pemupukkan yang terdiri atas 24 TK yang dibagi menjadi 4 grup. Setiap grup terdiri atas 5 TK penabur dan 1 TK pengecer. (3)Pelaksanaan (Actuating) yang kegiatannya terdiri atas persiapan pemupukan, aplikasi pemupukan dan realisasi pemupukan. (4)Pengawasan (Controlling) dilakukan dengan sistem pengawasan internal yang dilakukan oleh SPI (Satuan Pengawas Internal) dan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO (Indonesia Sustainable of Palm Oil). Berdasarkan pengamatan di lapangan diperoleh data bahwa realisasi pemupukkan pada Semester I tahun 2020 dibawah rekomendasi pemupukkan hal ini disebabkan ketersediaan pupuk di gudang dan intensitas curah hujan yang rendah.
Keywords
Sawit, pupuk, manajemen, kebun, TM
Scientific field | Agribisnis |
---|