Speaker
Description
Colletotrichum gloeosporioides merupakan penyebab penyakit antraknosa pada cabai baik pada pra panen maupun pascapanen. Berbagai upaya pengendalian terus dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji potensi ekstrak daun sirih dan rimpang lengkuas terhadap penenkanan pertumbuhan C. gloeosporioides pada skala in vitro. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari 3 perlakuan yaitu ekstrak daun sirih, ekstrak daun rimpang, dan kontrol. Ekstrak daun sirih dan rimpang lengkuas secara beruturut-turut disiapkan pada konsentrasi 3% dan 25%, sedangkan kultur murni C. gloeosporioides diisolasi dari buah cabai bergejala antraknosa. Selanjutnya masing-masing ekstrak sebanyak 3 mL dicampurkan pada 7 mL media Potato Dextrose Agar (PDA) sampai homogen. Selanjutnya, kultur C. gloeosporioides diinokulasikan pada media PDA yang telah diberi perlakuan ekstrak dan tanpa ekstrak sebagai kontrol. Diameter pertumbuhan C. gloeosporioides kemudian diamati pada 7 hari setelah inokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak daun sirih dan rimpang lengkuas berpengaruh nyata terhadap penekanan pertumbuhan C. gloeosporioides dibandingkan dengan kontrol. Ekstrak rimpang lengkuas merupakan perlakuan terbaik dalam menekan pertumbuhan C. gloeosporioides dengan efikasi sebesar 100%, sedangkan ekstrak daun sirih masih memiliki efikasi yang rendah yaitu 35%.
Keywords
cabai; daya hambat; efikasi ekstrak
Scientific field | Perlindungan Tanaman |
---|